Mari Bergerak Bersama Untuk Pelestarian Kebaya
Kebaya adalah pakaian perempuan Indonesia yang dikenal dan dikenakan di berbagai daerah di Indonesia. Kendati berkali-kali disebutkan bahwa kebaya berasal dari Jawa, ternyata budaya berkebaya juga sudah dikenal di berbagai daerah dan budaya di Indonesia.
Perempuan Batak, Minang, Riau, Manado, Tidore, Bali, Lombok dan lain-lain sudah menggunakan busana yang disebut kebaya sejak ratusan tahun yang lalu. Keberadaan kebaya juga diterima dengan baik di Papua yang terletak di ujung paling Timur Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kebaya menyebar ke berbagai penjuru nusantara.
Indonesia sebagai negara kepulauan tumbuh dalam keberagaman suku dan budaya. Badan Pusat Statistik mencatat Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa yang mengelompok menjadi 300 kelompok etnik. Dengan jumlah yang demikian besar, model busana pun menjadi beraneka ragam, yang menjadi kekayaan budaya bangsa.
Penamaan kebaya pun berbeda-beda. Di Riau, misalnya, disebut Kebaya Labuh, sementara di Sumatera Barat dikenal sebagai Kebaya Basiba. Sedangkan di Bangka Belitung, kebaya disebut sebagai Baju Seting yang terbuat dari bahan beludru atau sutera dengan panjang melebihi lutut.
Selain berkebaya, para perempuan di Indonesia juga mengenakan busana khas suku atau adat masing-masing yang model dan aturan pemakaiannya memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Pelestarian budaya bangsa dalam bentuk busana ini perlu digalakkan dengan berbagai cara, karena nilai seni dan kandungan makna yang melekat erat disana.
Kehadiran kebaya menjadi menarik karena busana yang memiliki sejarah, filosofi, dan model yang berbeda-beda ini dapat diterima dan dikenakan perempuan di berbagai belahan bumi Indonesia. Kebaya menjadi busana nasional karena dipakai oleh banyak perempuan Indonesia sejak dahulu, dan tersebar di banyak daerah seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, Ternate-Tidore, Ambon dan lain-lain. Kehadirannya di berbagai wilayah Indonesia menjadikan kebaya sebagai alat pemersatu bangsa melalui cara perempuan berbusana. Namun pemakaian kebaya sempat ditinggalkan dengan berbagai alasan, antara lain soal kepraktisan. Saat ini kebaya kembali mendapat perhatian masyarakat dan pemerintah seiring tumbuhnya kesadaran mengenai kekayaan budaya Indonesia termasuk dalam hal berbusana.