Event Kebaya Menari 2022 di Jogja , Ajak Perempuan Indonesia Jaga Warisan Busana Leluhur
YOGYA,(JOGJABERKABAR.ID) – 200 perempuan menghadiri acara ‘Kebaya Menari’ di Halaman Balaikota Yogya pada Sabtu (14/05/2022). Perempuan yang hadir dalam acara tersebut, mulai dari anak-anak hingga hampir berusia 70 tahun.
Ketua Panitia Kebaya Menari, Margareta Tinuk Suhartini menerangkan, acara ‘Kebaya Menari’ ini diikuti berbagai usia, yang termuda adalah anak yang berusia 9 tahun. Kemudian, yang tertua adalah ibu-ibu berusia hampir 69 tahun.
Acara Kebaya Menari terselanggara karena menggugah kecintaan para perempuan yang cinta terhadap budaya Indonesia dan Kebaya sebagai busana nasional Indonesia ungkap Tinuk Margareta Suhartin
Kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas Perempuan berkebaya Indonesia yang berkedudukan di kota Yogya ini juga berkolaborasi dengan Padepokan Seni Omah Cangkem.
Kegiatan ‘Berkebaya Menari’ berjudul Kucinta Indonesia merupakan ciptaan Pardiman Djoyonegoro pemilik Padepokan Seni Omah Cangkem. Sedangkan tariannya hasil ciptaan koreografer Anter Asmorotejo.
Kampanye yang dilakukan oleh komunitas Perempuan Berkebaya ada beragam. Menari adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mengajak perempuan di Indonesia bahwa kebaya adalah salah satu warisan busana Indonesia.
Tinuk juga menjelaskan, selain mengampanyekan kebaya, pihaknya pada acara itu juga mengajak para peserta memakai sanggul bersama-sama. Karena sanggul adalah bagian dari tata cara berkebaya.
Menurutnya, kebaya dan sanggul merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perempuan Indonesia. Kebaya dan tari adalah produk budaya Nusantara, yang satu berupa pakaian, yang satu lagi berupa gerak karena siapa lagi kalau bukan kita yang cinta terhadap budaya Indonesia .
Perempuan Berkebaya mengajak para perempuan di Yogya, untuk mengaplikasikan keduanya secara bersama-sama. Semoga acara ini memberi kesan dan setidaknya bisa menginspirasi para perempuan di Yogya dan khusunya di Indonesia.
Ia juga berharap, dengan adanya event ini, kebaya semakin dicintai oleh perempuan Indonesia dan terbiasa memakai kebaya dalam kehidupan sehari-hari Dan bukan di acara khusus saja
Sementara itu, Wakil Walikota Yogya, Heroe Poerwadi mengatakan, perempuan berkebaya adalah gerakan dari kaum di Yogya untuk selalu mengajak membiasakan mengenakan kebaya dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, kebaya penting selalu dimunculkan agar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan sebagai identitas dari perempuan Indonesia
“Kami meyakini karakter keistimewaaan adalah karakter budaya Yogya. Karakter budaya yang bisa dilihat adalah ageman dari berpakain khusunya.
Menurut Heroe, Pemkot juga punya program Gandes Luwes, yakni bagaimana membumikan karakter budaya Yogua selalu hidup. Kegiatan itu dimulai dari RT, RW dan kampung, sehingga mewarnai kehidupan sehari-hari.
“Kegiatan ini (Berkebaya Menari) adalah upaya bagaimana menguatkan karakter budaya Jawa yakni kebaya. Bukan hanya sebagai alat yang melekat pada diri kita, tetapi juga alat untuk menunjukkan identitas kita sebagai warga Yogya
Oleh sebab itu, ia melanjutkan, Pemkot sangat mendukung apa yang telah dilakukan oleh Perempuan Berkebaya Yogya untuk terus menjadikan berkebaya bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Saya percaya dan yakin, kalau tidak dibatasi jumlahnya, Perempuan Berkebaya yang datang sore ini akan lebih banyak karena masih suasana pandemi maka yang hadir di batasi dan kami juga hati – hati .”pungkasnya.(RPD/Red)
Sumber: jogjaberkabar.id