Menyusul Batik, Pengajuan Kebaya ke UNESCO Masih Belum Diputuskan
Terkini.id, Jakarta – Menyusul batik, rencana pengajuan kebaya ke UNESCO sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda masih dalam pertimbangan. Dalam pengajuannya apakah secara sendiri atau bersama.
Rencana ini ramai diperbincangkan sehingga tagar Kebaya Goes to UNESCO mulai ramai. Diantaranya dengan sejumlah selebriti yang beramai-ramai mengunggah foto menggunakan kebaya di media sosial untuk mengajak masyarakat menggunakan kebaya.
Namun hal ini menuai kritikan dari sejumlah kalangan. Sehingga adanya pertimbangan pengajuan yang akan diajukan sendiri atau multination (bersama-sama) dengan negara lain. Seperti halnya, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Direktur Perlindungan Kebudayaan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Irini Dewi Wanti menyatakan saat ini pihaknya belum memutuskan pengajuan kebaya ke UNESCO dengan single atau multination.
“Misalnya untuk kebaya yang memang kebaya Indonesia kita misalnya bisa single. Tetapi kalau yang multinasional kita kan ada baju kurung misalnya ya, kalau yang disebut juga misalnya melayu itu kebaya panjang gitu kan, misalnya ya ini misalnya,” ujar Irini.
Kemudian Irini menyatakan semua keputusan akan melibatkan para komunitas kebaya. Artinya dengan melewati berbagai diskusi atau musyawarah.
“Jadi artinya kita tetap pada sebagaimana ini berproses pasti melalui diskusi-diskusi dan juga kesamaan pemahaman terhadap pemahaman apakah ini jadi single nominasi atau multi kedepannya,” ucap Irini.
Irini juga mengatakan jika pengajuan ini membutuhkan proses. Namun saat ini para komunitas kebaya dan pihaknya masih terus melakukan sejumlah persiapan untuk pengajuan.
“Tapi kalau pengajuannya belum tahun ini, kalau Oktober itu kan persiapan kita kan memang tetap bisa kita lakukan. Tetapi kalau masuk ke sekretariat masih butuh proses, sesuai siklus, itu bukan kita yang mengatur, tetapi sekretariat ICH UNESCO di Paris yang mengatur,” katanya.
Sementara itu, wacana pemerintah sebelumnya dalam mengajukan kebaya secara bersama-sama dengan negara lain (multination) terus mengalami penolakan.
Hal kontra tersebut turut disampaikan oleh Yayasan Kebudayaan Rancage, salah satu anggota Koalisi Tradisikebaya.id. Etti RS wakil ketua yayasan tersebut mengatakan suara kontranya. Menurutnya walaupun pengajuan merupakan otoritas pemerintah namun harus melibatkan segenap masyarakat.
“Pengajuan kebaya ke UNESCO oleh beberapa negera dapat membiaskan riwayat budaya, dari mana sesungguhnya asal mula busana tersebut? Selain itu, apabila diakui oleh banyak negara, mungkin saja kebaya tidak lagi menjadi kebanggaan masayrakat Indonesia, bukan lagi bagian dari jati diri bangsa. Karena itu, saya kira akan banyak komunitas yang menolak wacana ini,” ujar Etti pada Selasa 16 Agustus 2022. (Sumber: Liputan6.com)