Kebaya adalah Indonesia
Pakaian adalah salah satu alat yang paling mudah digunakan untuk menunjukkan siapa pemakainya. Hal ini dapat dimengerti mengingat pakaian melekat kemanapun dan dimanapun kita berada. Melalui pakaian pula identitas kebangsaan pemakainya dapat dikenal selama ada sesuatu yang khas pada pakaian tersebut.
Kebaya adalah salah satu pakaian yang punya kekhususan berdasarkan model dan sejarah keberadaannya. Sejak ratusan tahun lalu dipakai perempuan Indonesia, dan saat ini terus berkembang dengan berbagai modifikasi yang adakalanya menyimpang dari pakem kebaya.
Keberadaan kebaya menjadi sangat penting karena tidak hanya menyangkut gaya berbusana, tapi juga mengandung filosofi mendalam, serta nilai sejarah yang tinggi. Sebagai busana nasional, kebaya adalah penampilan total dari modifikasi yang melekat di tubuh dan tambahannya, yang diberikan atau disiapkan oleh sebuah entitas kebangsaan, dalam kurun waktu dan wilayah tertentu, yang menjadi ciri pembeda dengan entitas kebangsaan lainnya.
Karenanya menjadi penting melestarikan keberadaan kebaya dengan berbagai cara, sebab pada dasarnya busana dapat menggambarkan dua hal penting yang melekat pada pemakainya:
1. Identitas diri, yakni pengakuan seseorang mengenai persepsi terhadap dirinya sendiri, potensi, kualitas, ciri kepribadian, termasuk penilaian terhadap aspek diri, yang berhubungan juga dengan konteks sosial budaya dimana ia menjalani kehidupan
2. Kepribadian, yakni seperangkat karakteristik dalam diri individu yang terdiri dari pola berpikir, berperasaan dan berperilaku, yang menjadi pembeda dengan individu lain,. Karakteristik ini berpengaruh pada motivasi, sikap dan perilaku seseorang
Baju adalah simbol yang paling signifikan dan mudah digunakan dalam menunjukkan identitas diri karena dipakai dalam kegiatan sehari-hari, merupakan media public display yang paling mudah ditampilkan, dan melambangkan prestige sosial pemakainya.
Untuk membuat seseorang bersedia, merasa nyaman dan merasakan aura yang mengasyikkan soal kebaya, tentu perlu mengenal apa itu kebaya. Ini memang busana asli asal Indonesia, namun belum tentu semua orang merasa nyaman mengenakannya. Maka diperlukan sosialisasi mengenai kebaya baik dari segi sejarah, filosofi, model, maupun perkebangan terakhir pemakaian kebaya.
Aspek Psikologi Kebaya
Secara psikologis, pakaian selalu berpengaruh pada kepercayaan diri dan keyakinan si pemakainya. Begitu pula kebaya bagi perempuan. Sebagaimana diketahui dalam literasi feminis, perempuan banyak dijadikan objek eksploitasi dalam berbagai peradaban dan budaya. Kebaya dimungkinkan menjadi cultural terapeutik dari kondisi itu. Sebab menurut berbagai literatur, dengan berpakaian lengkap (berkebaya), keyakinan dan kepercayaan diri perempuan akan tumbuh, sehingga dapat mengatasi cultural inveriority.
Pakaian kebaya harian (bukan kebaya seremonial) menciptakan rasa nyaman bagi pemakainya. Rasa nyaman akan berpengaruh pada perilaku individu pada keseluruhan waktu, saat individu mengenakannya. Sebaliknya, pakaian yang menimbulkan rasa tidak nyaman akan mengganggu perilaku individu seperti tidak bebas bergerak, salah tingkah dan lain-lain. Dengan pakaian yang nyaman, ekspresi diri akan lebih natural dan optimal.
Berkebaya termasuk cara berpakaian yang menutup sebagian besar tubuh. Hal itu berkaitan dengan isu kesusilaan dalam berbagai budaya. Penampakan yang penuh kesusilaan ini akan mempengaruhi impresi orang lain dan berpengaruh pada bagaimana mereka memperlakan perempuan berkebaya tersebut di depan orang banyak. Secara psikologis, pakaian kebaya menciptakan harmoni sosial.
Dengan mengenakan kebaya, individu akan langsung terhubung dengan identitas kultural tertentu. Terciptanya identitas dari pakaian ini akan mempengaruhi persepsi orang lain terhadapnya. Persepsi akan mempengaruhi model relasi selanjutnya. Sebaliknya, bagi si pemakai, ketika mengenakan kebaya seluruh body, mind & soul nya langsung terhubung dengan konteks besar budayanya. Di situlah terletak apa yang disebut cultural responsibility yang akan memengaruhi seluruh perilakunya. Dalam hal pelestarian budaya, gerakan berikutnya adalah memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan pada kebaya di berbagai kalangan. Untuk itu diperlukan pemahaman yang baik menyangkut tata cara sosialisasi yang dapat diterima dengan baik. Adalah hal yang wajar bila pendekatan kepada anak-anak, remaja, dewasa, di kota besar, di kota kecil dan pedesaan akan berbeda bentuknya.